Senin, 18 Januari 2021

Gaji PNS Berbasis Kinerja ? Emang sebelumnya berbasis apa?

 

Beberapa bulan yang lalu, ketika sedang duduk – duduk menunggu antrian service di sebuah bengkel kendaraan bermotor, mata saya terhenti ketika melihat rak koran yang disediakan karena sebuah judul berita yang dituis dengan cukup besar di sebuah koran yang dipajang. Judul tulisan itu adalah “Gaji PNS bakal Berbasis Kinerja”. Hmmm….pikiran langsung terbang melayang, berarti selama ini gaji PNS basisnya apa ya?

Beberapa tahun yang lalu, pemerintah pernah menggembar gemborkan akan adanya reformasi birokrasi, termasuk di dalamnya adalah remunerasi bagi ASN. Kementerian keuangan yang dipimpin Sri Mulyani waktu itu termasuk salah satu kementerian yang disorot publik (di samping lembaga peradilan) karena banyaknya kasus korupsi terkait pajak yang mendera kementerian ini Namun kira – kira apa ya hasilnya yang bisa dirasakan rakyat saat ini ?

Ketika Jokowi dan Ahok berduet di DKI Jakarta, harus diakui bahwa dengan Management By Wandering Around (MBWA) maka Jokowi bisa melihat lebih jelas kondisi pelayanan publik di DKI Jakarta. Hasilnya, mulai muncul istilah lelang jabatan bagi ASN. Outcome dari itu semua, maka pelayanan publik di DKI Jakarta meningkat drastis. Hal ini didorong juga dengan Tunjangan Kinerja yang cukup menggiurkan orang untuk berkinerja tinggi dengan supervisi yang ketat serta kewenangan Gubernur untuk memasukkan orang – orang di luar struktur birokrasi untuk mendorong kinerja birokrasi.

Kembali ke tulisan artikel tentang PNS di Koran tadi, maka setelah membaca artikel tersebut, saran paling pertama bagi pemerintah untuk membangun kinerja ASN adalah dengan menyamakan sumber hukum pengaturan remunerasi ASN sebagai buruh negeri dengan pekerja / karyawan sebagai buruh swasta. UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja yang sempat menimbulkan kegaduhan publik, terutama di klaster ketenagakerjaan pada akhirnya membangun kesenjangan yang semakin lebar antara buruh negeri dan burush swasta.

Mendasarkan remunerasi (gaji) pada kinerja adalah sudah menjadi sebuah keharusan dan menjadi akal sehat bagi setiap pengelolaan pekerja. Hal ini karena sifat kinerja adalah menghasilkan output dan outcome yang bersifat variable dan bisa berubah setiap waktunya. Artinya, kalau hari ini kinerja pekerja rendah ya akan dibayar rendah, dan apabila kinerja pekerja tinggi ya akan dibayar tinggi. Kinerja jelas tidak berhubungan dengan usia karena bisa saja usia tua tapi kalah dengan yang berusia muda dari sisi kinerjanya.

Jadi tidak perlulah sebenarnya pemerintah beretorika terlalu panjang, cobalah untuk merujuk pada UU No. 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja dalam upaya reformasi birokrasi. Saya jamin, ASN akan berfikir ulang untuk mencuri waktu belanja ke pasar atau berlama – lama di warung kopi. Semoga.

Jumat, 15 Mei 2020

Resensi Sederhana Buku : PENSIUN

Tidak banyak orang yang ketika awal  memasuki dunia kerja sudah berfikir tentang masa pensiunnya kelak. Padahal banyak ahli perencanaan keuangan mengungkapkan bahwa semakin dini kita mempersiapkan masa pensiun kita, maka hal itu semakin baik.Saat ini banyak sekali beredar buku - buku yang memandu tentang pensiun, terutama yang menyangkut tentang persiapan keuangan dalam menghadapi masa pensiun, serta ahli - ahli perencana keuangan yang handal. 

Dalam salah satu buku mengenai persiapan pensiun yang dikarang oleh Freddy Pieloor, berjudul “Jangan Mau Pensiun Berkarat, Melarat & Sekarat!” dijelaskan beberapa hal yang dibutuhkan dalam mempersiapkan pensiun yaitu : Pola Pikir paradigma), visi pensiun, kesehatan, dan keuangan. Pola Pikir (paradigma) adalah terkait dengan cara berfikir dalam memandang pensiun. Artinya seberapa besar kita melihat pensiun itu sebagai sebuah hidup lanjutan yang perlu dipersiapkan. Apakah kita juga melihat masa pensiun ini masa kebebasan kita untuk berekspresi setelah sekian lama menjadi karyawan dan terikat aturan perusahaan? Apabila kita keliru dalam pola pikir kita tentang pensiun, maka bisa jadi ini adalah awal dari sebuah kerumitan dalam menghadapi masa pensiun. Sementara itu visi pensiun akan membantu kita dalam mempersiapkan masa pensiun kita. Visi pensiun adalah mimpi atau bayangan kita tentang masa - masa pensiun yang akan kita jalani nanti. Dalam kata lain, visi pensiun adalah mimpi - mimpi kita setelah kita tidak lagi bekerja, apakah kita ingin hanya duduk - duduk di rumah dan menimang cucu, atau menjalankan suatu usaha atau di saat pensiun hanya ingin untuk melakukan aktivitas sosial dan keagamaan. Hal ini tentu sangat tergantung dari diri kita masing - masing. 

Sementara kesehatan dan keuangan adalah sesuatu hal yang harus dilakakan secara bersama - sama yang akan sangat berpengaruh dalam pensiun. Bagaimanapun semua kita tidak akan mau pensiun dalam keadaan sakit atau tidak punya uang, atau dalam keadaan keduanya yaitu tidak punya uang dan sakit - sakitan. 

Dalam sisi kesehatan, maka dalam mempersiapkan masa pensiun yang bahagia, kita sudah harus memulai menjaga kesehatan dengan rajin berolah raga dan menjaga makanan yang kita makan sehingga kita tidak menanggung di masa pensiun sakit akibat kebiasaan buruk kita terkait makanan dan keengganan kita berolah raga. Perlu diingat juga bahwa ketika masa pensiun tiba, bagi beberapa wanita sudah mengalami menopause, artinya secara seksual kondisi tubuh sudah berbeda. Hal yang seringkali menjadi pemikiran ketika masa pensiun tiba adalah terkait keuangan. Hal ini bisa dimaklumi karena ketika pensiun tiba, maka pendapatan kita tidaklah sama seperti ketika kita bekerja, bahkan biasanya lebih kecil.  Oleh karenanya, permasalahan keuangan perlu dipersiapkan dari awal. Bagaimana menghitung kebutuhab kita akan keuangan di masa pensiun. Freddy Pieloor mengungkapkan bahwa dalam menghitung kebutuhan keuangan secara umum adalah dengan menghitung inflasi hingga masa pensiun kita. (lihat hal. 90). Biasanya kita membutuhkan 80 % dari pendapatan kita sesaat sebelum pensiun yang sesuai dengan gaya hidup. Kemudian kita tinggal meghitung hingga usia berapa kita memperkirakan akan hidup setelah pensiun. 

Memang bila kita membaca buku ini secara lengkap, maka minimal gambaran keadaan ketika pensiun akan terpaparkan dengan jelas. Tantangannya adalah apakah kita mau mempersiapkan dari sekarang masa pensiun kita. Penulis buku ini memiliki sebuah frasa singkat terkait pensiun yaitu bahwa untuk mendapatkan masa pensiun yang bahagia maka kita harus membayar semua persiapan itu tunai di muka.






Kamis, 14 Mei 2020

Karyawan Berorientasi Pada Keberhasilan


Pernah menonton sinema elektronik (sinetron) yang dibuat oleh production house di Indonesia ? apalagi kalau sinetron itu memiliki rating yang tinggi? Apa yang anda rasakan ? Ya, ketika sinetron mulai mendapatkan rating tinggi di kalangan penonton, maka yang terjadi adalah makin panjangnya sinetron tersebut dan akan selalu muncul dinamika yang kadang membosankan hingga akhirnya penonton mengalami kejenuhan.
Dalam bekerja dan melayani, maka kita harus memiliki orientasi yang berbeda dengan sinetron. Ketika kita merasa bahwa banyak sekali pekerjaan yang harus diselesaikan dan hal itu seringkali mengindikasikan peran kita di dalam pekerjaan, maka orientasi kita seharusnya adalah mempercepat selesainya pekerjaan kita. 

Bapak Management Modern

Pernah mendengar nama Peter Drucker ? Dia adalah seorang pemikir dan penulis tentang management. Nama lengkapnya adalah Peter Georg Ferdinand Drucker lahir di Vienna, Austria tahun 1909. Dia terkenal dengan sebutan Bapak Teori Management Modern. Salah satu konsep yang sering dibahas dan menjadi rujukan banyak perusahaan di dunia adalah konsep Management By Objectives (MBO). Konsep ini membantu banyak perusahaan untuk merumuskan tujuan dan strategi perusahaan serta pengelolaan perusahaan pada umumnya. Lebih lanjut lagi, dalam pelaksanaan MBO ia juga mendorong digunakannya metode S.M.A.R.T. (Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-Oriented) dalam perumusan tujuan perusahaan yang awalnya diperkenalkan oleh George T. Doran. 

Dalam MBO, maka hal paling penting dalam pengelolaan organisasi adalah semangat dan perhatian untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Pencapaian tujuan yang merupakan parameter keberhasilan membuat pencapaian tujuan adalah sebuah parameter keberhasilan. Oleh karena itu, MBO merupakan manajemen untuk meraih keberhasilan (berupa target yang sudah ditentukan sebelumnya). 

Apapun yang kita lakukan dalam perusahaan, maka dasar dari semua pengelolaan perusahaan adalah tercapainya rencana – rencana atau tujuan yang telah ditetapkan (the bottom line). Tanpa pencapaian rencana yang telah ditetapkan, maka perusahaan akan terdorong ke dalam kesulitan – kesulitan dalam menjamin keberlangsungannya. Oleh karena itu, Peter Drucker merumuskan bahwa untuk menjamin keberlanjutan perusahaan, maka rencana – rencana yang dirumuskan oleh perusahaan menjadi hal penting. 


Get Things Done Corectly

Bagi kita sebagai karyawan, mengerjakan pekerjaan dan tanggung jawabnya merupakan sebuah kewajiban. Namun demikian, untuk mengerjakan pekerjaan kita harus selalu memiliki orientasi untuk menyelesaikan pekerjaan. Artinya, dalam mengerjakan pekerjaan kita tidak boleh hanya berfikir untuk mengerjakannya, namun memberikan sebuah manfaat dari hasil pekerjaan yang sudah kita selesaikan kepada pihak yang lain.

Mengerjakan pekerjaan dan menyelesaikan pekerjaan tentu sesuatu hal yang berbeda. Dalam mengerjakan pekerjaan, kita tidak memiliki semangat untuk membuat pekerjaan itu bermanfaat. Namun ketika menyelesaikan pekerjaan, seharusnya kita memiliki semangat dan orientasi untuk membuat pekerjaan itu bermanfaat setelah kita menyelesaikannya.

Get things done correctly seharusnya menjadi semangat dalam mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawab kita. Dalam menyelesaiakan sebuah pekerjaan, maka kita dituntut untuk menyelesaikannya secara benar, tidak hanya asal selesai. Membangun semangat dan orientasi kerja Get things done correctly tentu membutuhkan konsistensi. 

Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin.

Dalam melaksanakan tugas rutin kita, maka seharusnya kita memiliki prinsip bahwa hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Ketika kita bisa mengerjakan pekerjaan lebih baik, lebih banyak hari kemarin, maka hari ini seharusnya kita juga dapat mengerjakan lebih cepat dan lebih baik lagi. 

Prinsip ini pada akhirnya akan bermanfaat tidak hanya bagi perusahaan, namun juga pada diri sendiri. Pernahkan Anda menyaksikan perjalanan seorang atlit angkat  besi dalam berlatih ? Pada awalnya beban yang diberikan pasti masih terbilang ringan. Namun dengan beban tersebut, sang atlit diajak untuk terus secara konsisten membangun kekuatan diri. Ketika esok hari kembali berlatih, maka beban yang lebih berat akan dicobakan kembali terhadap dirinya. Sang atlet akan terus diberikan beban yang semakin meningkat  untuk membangun kekuatan dirinya. Dari hari ke hari sang atlet akan terus berlatih dan mencoba hingga akhirnya nanti dia akan berhadapan dengan kejuaraan yang sebenarnya. 

Proses Vs Hasil

Apabila kita sebagai bagian dari pengelola perusahaan dihadapkan pada satu kondisi harus memilih, maka mana yang akan kita pilih, antara proses atau hasil ? Sebagian besar orang pasti dihadapkan pada pilihan yang sulit. Selalu ada jawaban tambahan dari pilihan yang dipilihnya. Ya, memang seharusnya begitu. Kita memilih proses ketika kita yakin bahwa proses ini sudah benar, efektif dan efisien, serta tidak melanggar norma – norma atau hukum yang ada. Begitu juga ketika kita memilih hasil, maka yang ditambahkan adalah hasil yang telah melalui proses yang benar. 

Oleh karena itu, tantangan untuk memiliki orientasi pada keberhasilan adalah untuk merumuskan proses yang tidak berbelit – belit, memastikan bahwa kita telah mengurangi resiko – resiko yang ada, serta selalu menjaga semangat LEAN. Tanpa itu semua hasil yang kita raih hanya akan menjadi bom waktu bagi kita semua.

Peter Drucker
Namun diatas semua itu, maka hal paling utama tentu saja keberhasilan meraih tujuan atau target yang telah ditetapkan. Pencapaian target yang telah ditetapkan akan membantu menjaga keberlangsungan perusahaan. Perusahaan tidak akan terjaga keberlanjutannya apabila hanya melihat proses yang dilalui. Oleh karena itu, orientasi pada keberhasilan membut kita akan terus menjaga tumbuh dan berkembangnya kita dan perusahaan di masa yang akan datang.

Rabu, 13 Mei 2020

Susahnya Jadi Menaker Saat Ini

Paling tidak, terdaapat 3 hal yang saat ini dihadapi dan memusingkan kepala Menteri Tenaga Kerja R.I, Ida Fauziyah, yaitu Pandemi COVID-19 yang mengganggu produktivitas kerja dan perusahaan, PHK yang mulai marak dan cenderung terus meluas dan yang terakhir adalah mulai dibaginya Tunjangan Hari Raya (THR)  bagi buruh / pekerja

Menyoal THR, maka nampak sekali bahwa Menaker kita ini mulai berkurang tenaganya dengan dikeluarkannya Surat Edaran (SE) Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor M/6/HI.00.01/V/2020 tentang Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2020 di Perusahaan Dalam Masa Pandemi Covid-19. Secara umum, SE tersebut mengatur bahwa THR bagi karyawan boleh ditunda pembayarannya atau dicicil. 
 
Tidak ada yang salah sebenarnya dari SE tersebut. Hal yang menjadikan salah adalah tafsir yang dilakukan bahwa banyak Perusahaan bahwa boleh menunda atau memberikan secara bertahap (mencicil) THR yang menjadi hak pekerja tanpa melakukan diskusi dan membangun kesepakatan dengan pekerja. Sebagaimana diketahui bersama, THR telah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk memberikannya setiap tahun sesuai dengan Hari Besar Keagamaan masing - masing karyawan.

Kondisi memang sulit dan rumit, namun saran saya buatlah keputusan untuk membuat kondisi menjadi lebih jelas dengan mengurai kerumitan. Polemik ini karena setelah SE keluar, perusahaan mulai ancang - ancang menunda atau mencicil pemberian THR bagi karyawan. Sementara disisi lain, Ibu Menteri juga tetap menghimbau bahwa Perusahaan wajib membayar THR minimal 7 hari sebelum jatuhnya hari raya keagamaan.

Saran saya, Ibu Menteri bikin kebijakan yang memperjeas kondisi atau mengurai keadaan yang rumit ini. Contohlah Pak Bos Ibu, Pak Jokowi  yang berani buat kebijakan yang mendobrak seperti yang dilakukan atas UMP.  Sebelumnya tiap tahun Buruh dan Pengusaha bertengkar tentang UMP di dewan pengupahan, namun setelah ditetapkan formula dan batasan UMP, maka demo tahunan Buruh atau keluhan tahunan pengusaha atas UMP jauh lebih terkendali. Orang yang paling dirugikan dari kebijakan ini adalah  politisi - politisi yang memainkan isu UMP ini tiap tahun untuk mendapatkan kedudukan tertentu, atau menggoyang posisi dan kebijakan tertentu lainnya. Tidak ada lagi Bupati atau Gubernur yang bisa memainkan isu UMP ini di dalam kampanyenya. Memang jadi pejabat itu susah, siapa bilang mudah. Kalau ada yang bilang mudah pasti tidak amanah.

Mari menjadi manusia yang substantif dengan tampil berani dan apa adanya. Jangan jadi "pemanis buatan" di saat masyrakat sedang memperjuangkan kelangsungan hidupnya. Yuk ambil peran untuk kemajuan Indonesia.


Minggu, 03 Mei 2020

Sebuah Pesan Untuk Management

Di tengah wabah yang melanda dunia, PHK menjadi masalah yang menyeruak. Sebuah pesan untuk management ketika harus merumahkan atau melakukan PHK kepada karyawan Anda :
1. Pastikan Anda sudah melakukan semua upaya hingga tidak tersisa opsi lain.
2. Sampaikan bahwa kondisi ini adalah bencana. Setelah semua normal, maka Anda akan merekrut kembali karyawan tersebut.
3. Bayarkan hak mereka, jika tidak mampu, bicarakan dan minta pengertian kepada mereka.
4. Niat tulus management akan selalu terpancar dengan kejujuran yang disampaikan. insha'Allah ada jalan keluar.
5. Mungkin Ini waktunya menarik rekening emosi management kepada karyawan. Bila rekening emosi Anda nol atau bahkan minus, Anda akan membutuhkan upaya lebih.

Selasa, 28 April 2020

Potong Gaji Management


Selalu ada keadaan darurat atau musibah (force majeure) yang akan mengintai setiap pemimpin baik pemimpin negara maupun pemimpin perusahaan. Setiap dari pemimpin itu harus berfokus pada penyelamatan "rakyat"nya atau mengambil pilihan korban yang paling sedikit muncul di antara pilihan keputusan yang ada namun sulit.

Nah....kualitas pemimpin dapat dilihat bagaimana dia mengoptimalkan milik pribadinya dan mengesampingkan kenyamanannya untuk menghindari korban berjatuhan semakin besar pada "rakyat"nya. Kalau ada pemimpin yang ogah...berarti Anda salah pilih.

Kalau sudah benar, maka bertahanlah dengan segala daya upaya bersama - sama dengan pemimpin Anda.

Senin, 20 April 2020

TIDAK TERIMA THR


Nahh....kepemimpinan seperti ini harus makin digenakan. Sekalipiun hanya THR, namun saya harus appresiasi bagi kepemimpinan pemerintah saat ini. Pemerintah menunjukkan dukungannya bagi untuk menghadapi kondisi pandemi saat ini.

Tanpa pernah bermaksud untuk memimta lebih, tapi ada baiknya tidak diberikannya THR bagi pejabat publik perlu dibuka angka - angkanya. Berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2000, gaji pokok menteri adalah senilai Rp 5,04 juta per bulan. Untuk Tunjangan diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 2001 tentang Tunjangan Jabatan Bagi Pejabat Negara Tertentu. Berdasarkan Pasal 2.e disebutkan juga bahwa tunjangan yang diberikan kepada menteri sebesar Rp13,6 juta per bulan.

Ada juga dana operasional hingga kinerja dan protokoler. Bahkan ada dana taktis menteri yang menurut beberapa mantan pejabat bisa mencapai Rp 100-150 juta. Selain itu, menteri juga menerima rumah dinas, kendaraan dinas dan jaminan kesehatan. (https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-4757141/berapa-sih-gaji-menteri-kabinet-baru-intip-di-sini),

Nah...kalau hanya gaji tanpa tunjangan berarti THRnya 5.04 juta buat Menteri. Saya hanya mengacu pada ketentuan karyawan swasta saja, kalau THR itu adalah gaji dan tunjangan tetap. Moga untuk menteri termasuk tunjangan lainnya. Maaf saya tidak tahu banyak tentang ini...mungkin teman ada yang tahu ?