Nampaknya
aku ditakdirkan untuk selalu mendapatkan pekerjaan yang berhubungan dengan
manusia. Saat ini aku berada di sebuah perusahaan yang baru yang lumayan besar. Sebuah
perusahaan lokal yang didirikan karena sebuah persahabatan. Aku tidak ingin
membahas perusahaan ini, mungkin di lain hari saja.
Tugas pertama yang aku jalani adalah untuk
menyelesaikan sebuah kasus terkait skorsing karyawan dimana skorsing itu
dilakukan setelah sekitar 10 orang karyawan melakukan aksi mogok kerja. Wah,
kayanya seru juga nih, tugas pertama sudah berhubungan dengan mogok kerja.
Aksi mogok kerja itu sendiri dilakukan
sebelum aku bergabung dengan perusahaan ini. Memang tidak banyak informasi yang
aku dapatkan atas latar belakang permasalahan pemogokan ini pada saat itu. Yang terpikir dalam benakku hanyalah
menyelesaikan supaya karyawan dan manajemen cepat berdamai. Sebenarnya
tugas pertama ini hal yang mudah, karena tugas pertamaku hanya mencabut sanksi skorsing.
Kedatangannku ke kantor Dinas Tenaga Kerja
merupakan awal dari semua keterlibatanku. Ya, sebagai seorang pimpinan baru SDM
di kantor pusat, tentu menjadi sebuah hal yang ditunggu – tunggu bagaimana aku
menyelesaikan permasalahan ini. Lokasi permasalahan itu sendiri jauh dari
kantor pusat, tepatnya harus menyeberangi lautan.
Tiba di kantor Dinas Tenaga Krja, beberapa
karyawan sudah menunggu didampingi oleh pengurus serikat pekerja perusahaan. Wah,
gile, yang datang 3 orang dari serikat pekerja perusahaan kantor pusat,
sedangkan 8 orang yang lain dari perwakilan karyawan yang diskorsing, sedangkan
aku dari kantor pusat hanya berdua didampingi dari kantor cabang 3 orang.
Singkat cerita, aku sampaikan tujuan ke Dinas
Tenaga Kerja tersebut bahwa perusahaan mencabut sanksi skorsing yang diberikan
kepada karyawan sehingga karyawan bisa masuk kerja kembali seperti sedia kala.
Selesai menyampaikan maksud dan tujuanku, Mediator mengucapkan terima kasih,
sehingga pertemuaan mediasi dirasa sudah tidak diperlukan lagi karena sanksi
sudah dicabut. Namun hal ini nampaknya tidak sesuai keinginan pengurus serikat
pekerja dari kantor pusat yang mendampingi. Waduh ....!
Walaupun kemudian toh pada akhirnya
pertemuan tersebut tidak dilanjutkan, namun awal keterlibatanku dengan serikat
pekerja di perusahaan dimulai sejak saat itu. Aku berharap, ada sebuah
pengertian baik manajemen maupun pekerja dan serikat pekerja yang ada bahwa
sebenarnya mereka saling membutuhkan. Jadi tidak perlu ribut – ribut lagi.
Kalau memang ada yang salah ya dihukum, kalau ada yang berprestasi ya diberi
hadiah. Nah..kalau yang kerja biasa – biasa aja..gimana? tidak berprestasi,
tapi juga tidak melakukan kesalahan?...ya..dapat gaji lah..hehehehe..Sesuai atau
tidaknya besaran gaji, tergantung pribadi masng – masing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar